sejarah penyiaran di dunia hingga sampai di Indonesia
sejarah penyiaran di
dunia hingga sampai di Indonesia
Sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika
ahli fisika Jerman bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 berhasil mengirim dan
menerima gelombang radio. Upaya Hertz kemudian dilanjutkan oleh Guglielmo
Marconi (1874-1937) dari Italia yang sukses mengirimkan sinyal morse – berupa
titik dan garis dari sebuah pemancarar kepada alat penerima. Sinyal yang
dikirim marconi itu berhasil menyebrangi Samudra Atlantik pada tahun 1901
dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.
Sebelum
Perang Dunia I meletus, Reginald Fessenden dengan bantuan perusahaan General
Elektric Corporation Amerika berhasil menciptakan pembangkit gelombang radio
kecepatan tinggi yang dapat mengirim suara manusia dan juga musik. Sementara
itu tabung hampa udara yang ketika itu bernama audion berhasil pula diciptakan.
Penemuan audion menjadikan penerimaan gelombang radio menjadi lebih mudah.
Radio
awalnya cenderung diremehkan dan perhatian kepada penemuan baru itu hanya
terpusa sebagai alat teknologi transmisi. Radio lebih banyak digunakan oleh militer
dan pemerintahan untuk kebutuhan penyampaian informasi dan berita. Radio lebih
banyak dimanfaatkan para penguasa untuk tujuan yang berkaitan dengan ideologi
dan politik secara umum.
Peran
radio dalam menyampaikan pesan mulai diakui pada tahun 1909 ketika informasi
yang dikirimkan melalui radio berhasil menyelamatkan seluruh penumpang kapal
laut yang mengalami kecelakaan dan tenggelam. Radio menjadi medium yang teruji
dalam menyampaikan informasi yang cepat dan akurat sehingga semua orang mulai
melirik media ini.
Pesawat
radio pertama kali diciptakan, memiliki bentuk yang besar dan tidak menarik
serta selit untuk digunakan karena menggunakan tenaga listrik dari baterai yang
berukuran besar. Menggunakan pesawat radio ketika itu membutuhkan kesabaran dan
pengetahuan elektronik yang memadai.
Tahun
1926, perusahaan manufaktur radio berhasil memperbaiki kualitas produknya.
Pesawat radio sudah menggunakan listrik yang ada dirumah hingga lebih praktis.
Menggunakan dua knop untuk mencari sinyal, antena dan penampilannya yang lebih
baik menyerupai peralatan furniture. Tahun 1925 sampai dengan tahun 1930,
sebanyak 17 juta pesawat radio terjual kepada masyarakat dan dimulailah era
radio menjadi media massa.
Stasiun
pertama munvul ketika seorang ahli teknik nernama Frank Conrad di Pittsbrugh
AS, pada tahun 1920 secara iseng-iseng sebagai bagian hobi, membangun sebuah
pemancar radio digarasi rumahnya. Conrad menyiarkan lagu-lagu, mengumumkan
hasil pertandingan olahraga dan menyiarkan instrumen musik yang dimainkan putranya
sendiri. Dalam waktu singkat, Conrad berhasil mendapatkan banyak pendengar
seiring juga meningkatnya penjualan pesawt radio ketika itu. Stasiun radio yang
dibangun Conrad itu kemudian diberi nama KDKA dan masih mengudara hingga saat
ini, menjadikannya sebagai stasiun radio tertua di Amerika dan mungkin juga di
dunia.
Seiring
dengan munculnya berbagai stasiun radio, peran radio sebagai media massa
semakin besar dan mulai menunjukkan kekuatannya dalam mempengaruhi masyarakat.
Pada tahun 1983, masyarakat Manhattan, New Jersey, Amerika Serikat panik dan
geger serta banyak yang mengungsi keluar kota ketika stasiun radio CBS
menayangkan drama radio uyang menceritakan makhluk ruang angkasa menyerang
bumi. Meskipun sudah dijelaskan bahwa peristiwa penyerbuan itu hanya ada dalam
siaran radio. Namun kebanyakan penduduk tidak langsung percaya. Dalam sejarah
siaran, peristiwa itu dicatat sebagai efek siaran paling dramatik yang oernah
terjadi di muka bumi.
Radio
Jaringan
Menyusul
keberhasilan Frank Conrad membangun stasiun radio pertama, sstasiun radio
lainnya bermunculan diberbagai wilayahdi Amerika. Stasiun radio menyiarkan
program informasi dan hiburan kepada masyarakat di wilayahnya (stasiun lokal).
Pada umumnya berbagai stasiun radio itu memproduksi sendiri programnya.
Awalnya
stasiun radio tidak terlalu mempersoalkan biaya produksi programnya namun lama
kelamaan mereka merasakan bahwa anggaran untuk produksi prograrm menjadi beban
yang semakin berat. Kondisi ini menimbulkan gagasan untuk membangun siaran
radio dengan sistem jaringan.
Perusahaan
penyiaran National Broadcasting Company (NBC) adalah yang pertama kali
membangun jaringan ini pada tahun 1926. Dengan sistem jaringan, NBC menawarkan
program kepada bagian stasiun radio diberbagai wilayah yang tersedia menjadi
anggota jaringan (stasiun afiliasi). Dengan demikian berbagai stasiun radio
saling terhubung satu sama lain sehingga membentuk jaringan.
Radio
FM
Pertengahan
tahun 1930-an, Edwin Howard Armstrong, berhasil menemukan radio yang
menggunakan frekuensi modulasi (FM). Radio penemuan Armstrong berbeda dengan
radio yang bnyak dipasaran ketika itu yang menggunakan frekuensi AM (Amplitudo
Modulasi). Radio Fm memiliki kualitas suara yang lebih bagus, jernih dan bebas
dari gangguan siaran (static).
Armstrong
kemudian mendemonstrasikan penemuannya itu kepada David Sarnoff, pimpijnan
perusahaan radio coporation America (RCA) yang merupakan perusahaan pembuat
pesawat radio sistem AM, agar dapat dikembangkan lebih lanjut. Namun RCA
ternyata lebih tertarik untuk mengembangkan televisi. Karena ditolak, Armstrong
kemudian menjual hak atas temuannya itu kepada beberapa perusahaan lain.
Sarnoff
yang menyadari kekeliruannya berusaha kembali mendekati Armstrong dan
menawarkan satu juta dollar, suatu jumlah yang sangat besar pada saat itu untuk
membeli hak atas radio FM namun karena merasa kecewa Armstrong menolaknya.
Sayangnya penemuan Armstrong itu belum sempat dikembangkan secara sempurna
karena meletusnya Perang Dunia II.
Selain
karena perang, pengembangan radio FM juga tertunda karena kalangan industri
ketika itu lebih tertarik untuk mengembangan telvisi. Radio FM baru muncul pada
masyarakat pada awal tahun 1960-an seiring dengan dibukanya beberapa stasiun
radio FM. Stasiun radio FM memanfaatkan keunggulan suara FM dengan memutar
musik rock kaarena dinilai lebih cocok dengan frekuansi FM.
Televisi
Prinsip
televisi dikemukakan oleh Paul Nipkow dari jerman pada tahun 1884 namun pada
tahun 1928 Vladimir Zworkyn (Amerika Serikat) menemukan tabung kamera atau
iconoscope bekerja mengubah gambar dari bentuk gambar optis kedalam sinya
elektronis untuk selanjutnya diperkuat dan ditumpangkan kedalam gelombang
radio. Zworkyn dengan bantuan Philo Farnsworth berhasil menciptakan pesawat
televisi pertama yang dipertunjukkan kepada umum pada pertemuan World’s Fair
pada tahun 1939.
Kemunculan
televisi pada awalnya ditanggapi biasa saja oleh masyarakat. Harga pesawat
televisi ketika itu masih mahal, selain itu belum tersedia banyak programuntuk
disaksikan. Pengisi acara televisi pada masa itu bahkan meragukan masa depan
televisi, mereka tidak yakin televisi dapat berkembang dengan pesat. Pembawa
acara televisi ketika itu, harus mengenakan make up biru tebal agar dapat
terlihat normal ketika muncul di layar televisi. Mereka juga harus menelan tablet
garam untuk mengurangi keringat yang membanjiri di badan mereka karena
intensitas cahaya lampu studio yang sangat tinggi, menyebabkan para pengisi
acara sangat kepanasa.
Perang
Dunia ke-2 sempat menghentikan perkembangan televisi. Namun setelah perang usai,
teknologi baru yang telah disempurnakan selama perang, berhasil mendorong
kemajuan televisi. Kamera televisi baru tidak lagi membutuhkan banyak
cahayasehingga para pengisi acara distudio tidak lagi kepanasan.selain itu
layar televisi sudah menjadi lebih besar, terdapat lebih n=banyak program yang
tersedia dan sejumlah stasiun televisi lokal mulai membentuk jaringan. Masa
depan televisi mulai terlihat menjanjikan.
Awalnya
di tahun 1945, hanya terdapat stasiun televisi dan 8000 pesawat televisi
meningkat menjadi hampir 100 stasiun sedangkan jumlah rumah tangga yang
memiliki pesawat televisi mencapai 35 juta rumah tangga atau 67 persen dari
total rumah tangga.
Perkembangan
industri televisi di AS mengikuti model radio untuk membentuk jaringan. Stasiun
televisi lokal selain menayangkan program lokal juga bekerjasama dengan tiga
televisi jaringan yaitu CBS, NBC dan ABC. Sebagaimana radio, ketiga televisi
jaringan itu menjadi sumber program utama bagi stasiun afiliasinya.
Semua
program televisi pada awalnya ditayangkan dalam siaran langsung (live).
Pertunjukkan opera di New York menjadi program favorit televisi dan disiarkan
secara langsung. Ketika itu belum ditemukan kaset penyimpan suara dan gambar
(videotape). Pengisi acara televisi harus mengulang lagi pertunjukannya
beberapa kali agar dapat disiarkan pada kesempatan yang lain. Barylah pada
tahun 1956, Ampex Corporation berhasil mengembangkan videotape sebagai saran
yang murah dan efisien untuk menyimpan suaran dan gambar program televisi. Pada
awal tahun 1960-an ha,pir seluruh program yang pada awalnya disiarkan secara
langsung, diubah dan disimpan dalam videotape.
Pesawat
televisi berwarna mulai diperkenalkan kepada publik pada tahun 1950-an. Siaran
televisi berwarna dilaksanakan pertama kali oleh stasiun televisi NBC pad tahun
1960 dengan menayangkan program siaran berwarna selama tiga jam setiap harinya.
SEJARAH
Sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika
Jerman, Heinrich Hertz, pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima
gelombang radio. Barulah pada tahun 1930an, Edwin Howard Armstrong menemukan
radio menggunakan frekuensi modulasi (FM). Sementara televisi baru mulai
ditemukan prinsipkerjanya pada tahun 1884 oleh Paul Nipkow dari Jerman, dan
baru tahun 1928 Vladimir Zworkyn dari Amerika Serikat tabung kamera yang bisa
menangkap dan mengirim gambar ke kotak nernama televisi.Di Indonesia sendiri, radio baru masuk pada tahun 1925 dengan menggunakan stasiun relai di Malabar, Jawa Barat yang kemudian diikuti dengan berdirinya Batavia Radio Vereniging dan NIROM. Dalam sejarah pertelevisian Indonesia, TVRI menjadi stasiun TV pertama yang siaran di Indonesia pada tahun 1962. Dan sampai saat ini, dunia penyiaran Indonesia masih mengalami kemajuan yang ditandai dengan makin banyaknya stasiun TV dan radio bermunculan.
Dengan semakin banyaknya stasiun TV dan radio, maka peta persaingan pun semakin lebar. Setiap perusahaan haru menyiapkan dengan matang program acara agar tidak tergeser dari dunia media penyiaran Indonesia. Banyak hal-hal yang harus dipersiapkan untuk menangani sebuah stasiun media, mulai dari teknik penyiaran, sistem penyiaran, manajemen penyiaran, audien penyiaran, program siaran, sampai riset penyiaran, pemasaran program, dan promosi program.
Dalam buku yang berjudul “Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi” karangan Morissan, M.A ini, seluruh seluk beluk media penyiaran akan dibahas lengkap, termasuk persiapan untuk menangani sebuah media seperti yang dituliskan diatas. Bagi anda yang baru mau menggeluti dunia penyiaran, buku ini dapat menjadi panduan yang baik. Terutama bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi, khususnya jurusan penyiaran, buku ini adalah buku wajib karena buku ini meliputi semua aspek yang dipelajari dalam kuliah penyiaran.
0 komentar:
Post a Comment