Wednesday, October 22, 2014

Dispro Sutradara



 2. Proses Kerja Sutradara

Dunia pertelevisian yang dewasa ini tumbuh berkembang pesat, membuat industri film semakin meningkat. Karena media penyampaiannya dalam bentuk audiovisual yang mudah dicerna, sehingga industri ini semakin banyak diminati dan dinikmati oleh hampir setiap individu. Selain untuk memberikan hiburan, televisi juga memberikan banyak manfaat yang positif bagi para penikmatnya. Bahkan bagi para pemasang iklan, dalam proses promosinya televisi dapat mendatangkan keuntungan yang sangat besar. Namun dengan banyaknya stasiun televisi yang bermunculan, membuat masyarakat dengan bebas memilih stasiun televisi mana yang mereka gemari, serta asik untuk ditonton.Begitu pula dengan pemasang iklan, merekapun memilih dan menentukan stasiun televisi mana yang pas untuk dapat dijadikan tempat berpromosi.Hal inilah yang membuat stasiun televisi saling bersaing untuk memberikan program-program acara yang menarik dan berkualitas, agar dapat menarik minat penonton serta dapat mendatangkan para pemasang iklan dalam jumlah yang banyak. 

Hal seperti inilah yang menjadi tugas berat bagi para produsen film tentunya dalam membuat sebuah tayangan yang sudah tentu harus memiliki daya tarik penonton serta daya jual yang tinggi.Dan berbicara mengenai kualitas, tidak sedikit film tayangan televisi di Indonesia yang sering mengutamakan nilai-nilai kemewahan tanpa memperhatikan nilai edukasi yang dapat mempengaruhi psikologis penonton. Menurut Naratama (2004:62) “Buat mereka, yang penting ada pemeran (artis), ada 30
kamera, dan ada peralatan paskaproduksi/editing, lalu langsung syuting. Hasilnya, acara menjadi tidak fokus, ceritanya janggal, dan semua penonton sibuk ngedumel.” Sutradara memegang peranan yang sangat penting baik pada saat pra produksi, produksi, maupun pascaproduksi.Menurut daftar istilah dalam buku Mari Membuat Film (2009:101) “Sutradara adalah orang yang mengontrol tindakan dan dialog di depan kamera dan bertanggung jawab untuk merealisasikan apa yang dimaksud oleh naskah dan atau produser.”  



a.Pra Produksi
Langkah awal untuk membuat sebuah film, adalah pada tahap ini. Seorang sutradara bersama penulis naskah dan produser menyepakati ide awal yang telah dibuat oleh penulis naskah, untuk dibedah secara mendalam guna menentukan arah dan tujuan film agar penonton nantinya dapat memahami isi dari cerita film yang akan diproduksi, serta mempertimbangkan tingkat kesulitan dari setiap adegan yang akan diproduksi yang nantinya akan mempengaruhi biaya produksi. Ide cerita yang telah dibentuk dalam skenario, kemudian dibedah oleh penulis kedalam bentuk director’s treatment, shot list, danstory board. Menurut Saroengalo (2008:34) “Sutradara juga mempunyai tugas di masa persiapan produksi ini, yaitu: Membedah skenario, memahami skenario, menghafal skenario, menyerap skenario, menyatu dengan skenario.”

b.Produksi
Pada proses produksi, penulis menjelaskan adegan kepada kepala masing-masing departement perihal urutan shot yang akan diambil berdasarkan breakdown shooting.Serta penulis memberikan arahan kepada setiap pemain untuk melakukan blocking yang disesuaikan dengan blocking kamera. Dan pada tahap ini pula penulis memberikan pengarahan terhadap pemain mengenai ekspresi yang harus diberikan pada saat pengambilan gambar, dan jika dirasakan masih kurang, penulis mengkoreksi acting pemain hingga dirasakan pas dengan pengadeganan yang dibutuhkan. Penulis pun mengambil keputusan yang cepat dan tepat jika pada saat proses produksi ini mengalami kendala. Seperti misalnya adegan yang dilakukan diruang terbuka, namun tiba-tiba cuaca tidak bersahabat, maka penulis berinisiatif dan secara cepat mengambil keputusan untuk merubah urutan breakdown shoot dengan pengambilan gambar di dalam ruangan terlebih dahulu. Setelah proses shooting selesai, penulis melihat hasil syuting setiap harinya untuk memastikan bahwa tidak ada shot yang terlewat yang dapat menghambat pada saat proses editing nantinya.

c.Pasca Produksi
 Pada tahap ini penulis memilih shot yang dianggap bagus dari hasil shooting. Menurut Saroengallo (2008:171) “Penyuntingan adalah proses kerja sama yang panjang antara Sutradara dan penyunting, baik Penyunting gambar maupun penyunting Suara.” Pada proses pasca produksi ini, penulis mendampingi editor untuk mengarahkan editing agar menjadi sebuah jalan cerita yang memiliki unsur dramatik, serta nilai estetika yang sesuai dengan skenario, serta kontinuitas yang benar.Penulis juga memperhatikan proses editing dari berbagai aspek, diantaranya metode penyambungan yang dilakukan oleh editor pada setiap pemotongan shot, dan pada saat editor memberikan transisi dalam setiap penyambungan gambar. Aspek lainnya yaitu colour grading. Agar editor tidak lari jauh dari konsep penyutradaraan yang telah dikonsepkan oleh penulis, maka penulis pun memberikan arahan dengan memberikan penjelasan dari keinginan penulis atas colour grading yang dapat memberikan Cerita “Wayang Cepak Ftv” ini. Dan bersama dengan penata suara pula penulis mengarahkan dan memilih ambience, sound FX, serta ilustrasi musik yang sesuai dengan adegan pada film, serta menjaga kualitas suara terutama pada saat terjadi dialog diantara para pemain.
4. Peran dan Tanggung Jawab Sutradara

Menurut Sartono (2008:220) “Pengarah/Sutradara juga dikenal sebagai Directing adalah jabatan yang bertanggung jawab membantu produser untuk melaksanakan pekerjaan mengarahkan para tenaga kerja produksi program agar berjalan dengan lancar dan berhasil. Oleh karena itu dibutuhkan orang yang memiliki kemampuan managerial yang baik.” Kualifikasi kemampuan seorang sutradara yang diharapkan adalah sebagai berikut:
a. Membaca dan menginterpretasikan naskah
b. Mengatur proses seleksi pemeran / artis
c. Mengatur latihan pemeran
d. Menyutradarai / mengarahkan para pemain
e. Mengarahkan kru
f. Bekerjasama dengan penyunting / penulis naskah untuk menyelesaikan produksi
g. Menentukan cakupan kamera



5. Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif


0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Kelas Hitam All Right Reserved
Designed by Harman Singh Hira @ Open w3.